Di pagi hari tepatnya pada tanggal 29 agustus 2013 pukul 05,30
WIB,akhirnya kaki ini dapat mengantarkan saya kedepan suatu pertunjukan dunia
yang telah tuhan ciptakan dengan segala keajaibannya . 3428 . Mdpl Gunung
Terbesar di pulau Jawa yang kita kenal dengan nama Gunung Slamet pada hari itu
berhasil saya taklukan.
Sebuah kebanggaan tersendiri bisa berdiri di atas samudra awan bersama sahabat yang mungkin tidak semua orang bisa mendapatkan kesempatan ini, sebuah kesempatan dimana kita di suguhkan dengan keindahan alam secara langsung tanpa melalui perantara atau media apapun.
Sebuah kebanggaan tersendiri bisa berdiri di atas samudra awan bersama sahabat yang mungkin tidak semua orang bisa mendapatkan kesempatan ini, sebuah kesempatan dimana kita di suguhkan dengan keindahan alam secara langsung tanpa melalui perantara atau media apapun.
Bermodalkan
tekad dan nekad, bersama para sahabat sebuah kesungguhuan akhirnya terbukti
mengantarkan saya menuju puncak Gunung Selamet yang tak pernah saya bayangkan
saya mampu berdiri di puncak sana.
Awal
mula cerita pendakian ini di mulai keinginan saya dan teman-teman 1 SMA saya yang berencana ingin melakukan pendakian
setelah Ujian Nasional SMA. Segala persiapan pun telah saya tempuh demi
mewujudkan mimpi tersebut akan tetapi mimpi itu tiba-tiba kandas ketika saya
tidak mendapat ijin oleh orang tua saya.
Cerita tidak berakhir begitu saja
dan jangan panggil saya aldin kalo saya mudah menyaerah karena hal tersebut
terbukti pada tanggal 28 Agustus 2013 pukul 13.46 WIB berawal dari sebuah perbincangan
singkat saya dan 2 teman saya yaitu sidik dan burhan yang dengan iseng saya
mengajak mereka melakukan pendakian pada hari dan itu juga.dengan spontan dan
mengejutkan ternyata 2 teman saya meresponnya dengan bersedia tanpa suatu
alasan apapun.Pendakian ini rencananya hanya berjumlah 3 anggota yaitu saya dan
2 teman saya saja tapi ternyata di jalan kami mendapat 2 teman lagi yang ingin
bergabung sebut saja Yugo dan isa dan Tanpa basa-basi dan benar-benar hanya
bermodalkan dengkul dan dengan tanpa ijin dari orang tua,saya melakukan
pendakian tergila sepanjang hidup saya di mana biasanya orang mendaki dengan
peralatan super,percaya atau tidak saya dan teman-teman saya hanya membawa tas
kecil yang biasa saya pakai untuk sekolah yang hanya berisikan 4 botol
minuman,5 mie instan 2 renteng kopi,2 bungkus roti yang akan menjadi konsumsi
kami berlima. Mungkin ini gila,mungkin nekad tapi inilah faktanya.
Pendakian ini, kami memilih jalur
utama yang terletak di desa Bambangan Kecamatan Karangreja Kabupaten
Purbalingga
Kami mengawali pemberangkatan
dengan berdoa bersama di depan base camp dan memulai langkah kami pada pukul
17.30 WIB. Dari base camp menuju POS 1 kami menempuh perjalan kira-kira 40
menit dan beristirahat di sana sampai pukul 18,30 WIB.perjalanan kembali kami
lanjutkan dan di sinilah tekad kami kembali di uji,ketika di tengah hutan
pepohonan yang besar yang jauh dari pemukiman keyakinan saya menipis,berbekalkan
ala kadarnya saya dan teman saya hampir saja menyerah karena tanpa kita
memperhitungkan sebelumnya bahwa logistic yang kita bawa sudah sangat menipis
hanya berjarak POS 1-POS 3.Kami beristirahat kembali di POS 3 ira-kira selama
10 menit karena kami menarjetkan harus sampai POS 5 pada pukul 22.00 WIB
padahal saat itu waktu sudah menunjukan pukul 21.14 WIB.Dengan dorongan dan
rasa ingin mencapai puncak Selamet kami kembali merangkak sampai POS 5 meskipun
meleset 30 menit dari target yang awalnya menargetkan 22.00 menjadi 22.30 WIB. Sesapai
di POS 5 ternyata naas, POS sudah di isi oleh 2 rombongan pendaki yaitu dari
Bandung Dan Dari Indramayu.nyali kita kembali di Uji ketika mereka tidak mau
membagi tempat untuk kami berteduh. Akhirnya kami mengalah dan berada di luar
POS.
Sebuah kebersamaan dan sebuah
kesetiaan sahabat, sama rata sama rasa kami rasakan di sini ketika kami harus
makan mie insatan berlima dengan sendok bergilir,meminum kopi dengan bergilirdan
itu kami lakukan hanya karna kami ingin bertahan untuk bisa mencapai puncak
dengan prbekalan apa adanya. Sekitar pukul 23.14 WIB kami memutuskan untuk
tidur dan melanjutkan d esok hari.
Pada Pukul 02.30 ternyata tidak sesuai rencana
dimana pada saat itu ternya hujan turun dengan deras. Pendakian yang harusnya
kami mulai jam 02.00 WIB itu akhirnya kita tunda sampai hujan reda. Setelah
hujan reda kami melanjutkan perjalanan kami, sampai ke POS 7 sekitar jam 03.00
WIB kita bertemu dengan 2 rombongan pendaki dari Purwokerto dan pendaki dari
Bandung.Berbeda dengan rombongan yang kita temukan di POS 5 rombongan ini
menyabut kita dengan Baik dan mempersilakan kita untuk bergabung.
Rasa tak sabar ingin secepatnya sampai
ke puncak semakin bergejolak dan kami memutuskan untuk melanjutkan kembali
perjalanan kami yang di susul rombongan dari Purwokerto di belakang kami. Tepat
Pukul 04.15.WIB kami sudah sampai ke POS 9 yaitu POS terakhir yang selanjutnya perjalanan
harus di mulai dari merangkak untuk bisa sampai ke puncak Gunung Selamet. Jujur
saja rasa takut mulai hinggap di fikiranku ketika melihat medan yang begitu
terjal di kelilingi jurang dan batu- batu besar yang siap mengkap kita apabila
kita salah melakukan pijakan.
Pukul 05.00 Rasa takut itu pun
akhirnya terbayar ketika di tengah perjalanan menuju puncak kami melihat
pemandangan indah yang sering kita sebut dengan sunrise.
Dari Perjalanan ini dapat saya
ambil hikmah dan pelajaran bahwa dalam hidup, kita jangan hanya mempunyai mimpi
dan rencana saja tetapi kita juga harus berusaha untuk mencapai mimpi kita dan
mampu berdiri di atas mimpi kita.