TUGAS BAHASA INDONESIA
RESUME
MATERI PENALARAN & KALIMAT EFEKTIF
Di
susun oleh : Ihwal Aldin Prasetyo
NIM
: B0A014013
FAKULTAS BIOLOGI
PRODI
D3 PENGELOLAAN SUMBERDAYA PERIKANAN
UNIVERSITAS
JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2014
PENALARAN
Penalaran adalah proses
berfikir untuk menafsirkan fakta dengan proses berfikir logis, sistematis,
terorganisasi dalam urutan yang saling berhubungkan yang menghasilkan sebuah
kesimpulan yang dapat di terima oleh akal sehat. Atau dapat di artikan juga
sebagai proses menganalisis suatu topik sehingga menghasilkan suatu simpulan
atau pengertian baru
Dalam
penalaran,proposisi yang dijadikan dasar penyimpanan disebut dengan
premis(antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi
(consenquence) Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi.
Jenis penalaran :
1. Induktif
Adalah proses berfikir yang bertolak dari satu atau
sejumlah fenomena individuali untuk menurunkan suatu kesimpulan (inferensi).
Proses penalaran ini bergerak mulai
dari penelitian dan evakuasi atas fenomena-fenomena yang ada. Semua fenomena
harus diteliti dan dievakuasi terlebih dahulu sebelum melangkah lebih jauh ke
proses penalaran induktif
Hal-hal yang
berhubungan dengan penarikan kesimpulan yang bersifat induktif terdiri dari 3
macam,yaitu:
-
Generalisasi
Adalah proses penalaran yang bertolak dari sejumlah fenomena
individual untuk menurunkan suatu inferensi yang bersifat umum yang mencakup
semua fenomena. Di dalam pengembangan karangan, generalisasi perlu di buktikan dengan fakta, contoh, data statistic
dan lain-lain yang merupakan ciri khusus sebagai penjelasan lebih lanjut.
Bentuk generalisasi di bagi 2 yaitu :
v loncatan iduktif yaitu Generalisasi
yang bersifat loncatan induktif tetap bertolak dari beberapa fakta, namun fakta
yang di gunakan belum mencerminkan seluruh fenomena yang ada. Generalisasi
macam ini mempunyai kelemahan mudah di tolak jika terdapat evidensi-evidensi
yang bertentangan.
Contoh : Semua laki-laki mata keranjang.
v Tanpa loncatan
induktif yaitu generalisasi tidak
mengandung loncatan induktif apabila fakta yang di berikan cukup memadai dan
meyakinkan.
-
Analogi Induktif
Adalah suatu proses penalaran yang bertolak dari dua
peristiwa khusus yang mirip satu sama lain, kemudian menyimpulkan bahwa apa
yang berlaku untuk suatu hal akan berlaku juga untuk hal yang lain.
-
Hubungan Kasual
Sebagai prinsip dasar umum bahwa semua peristiwa mempunyai
sebab yang mungkin dapat di ketahui, bila manusia berusaha menyelidiki dan
memiliki pengetahuan yang cukup untuk melakukan penyelidikan itu.
Pada umumnya hubungan kasual dapat berlangsung pada 3 pola,
yaitu: pola sebab ke akibat,akibat ke sebab, dan akibat ke akibat.
2. Deduktif
Adalah proses
berfikir yang bertolak pada proporsi yang sudah ada, menuju proporsi baru yang
berbentuk suatu kesimpulan.
Berbeda dengan
penalaran induktif yang empiris, bahwa proses deduksi ini lebih mementingkan
rasio yang di pakai sebagai dasar kebenaran , dan mengembangkan paham yang
disebut rasionalisme.
Proses berpikir
deduktif dapat berbentuk silogisme dan entimen.
1. Silogisme yaitu proses penalaran yang berusaha menghubungkan
dua proposisi yang berlainan untuk menurunkan kesimpulan dan merupakan proposi
ketiga.
Ø Semua buruh manusia pekerja (premis mayor)
Ø Tukang batu adalah buruh (premis minor)
Ø Jadi, tukang batu manusia pekerja (kesimpulan)
2. Entimen pada dasarnya adalah silogisme. Tetapi, dalamentimen
salah satu premisnya dihilangkan/tidak diucapkan karena sam-sama diketahui.
Contoh : Ia menang dalam perlombaan tersebut, karena itu ia
berhak memperoleh hadiah.
1. Kesalahan Induktif
Kesalahan Induktif
dapat terjadi karena:
a. Generalisasi terlampau luas, contoh Semua laki-laki mata
keranjang.
b. Kesalahan bersumber pada penilaian hubungan sebab-akibat yang
salah. Kesalahan ini umumnya terjadi pada bahasa iklan
Contoh: Konidin membuat batuk menjadi senyuman.
c. Kesalahan analogi. Contoh: Dani akan menjadi orang
pintar,karena dia bergaul dengan orang-orang yang cerdas.
2. Kesalahan deduktif
Kesalahan deduktif
terjadi karena beberapa hal,yaitu:
a. Karena premis mayor tidak di batasi. Contoh: Kalau listrik
masuk desa, taraf kehidupan masyaraakat akan meningkat.
b. Kesalahan karena term keempat.
Contoh; My : Semua
dosen lulusan S1
Mn : Edi guru
SMU
c.
Kesalahan karena
kesimpulan terlalu luas.
d.
Kesalahan penarikan
kesimpulan dari premis-premis negatif.
My : Semua bantuan luar
negeri tidak di kenai bea masuk
Mn : Suku cadang
pesawat tidak di kenai bea masuk
K : Suku cadang
pesawat adalah bantuan dari luar negeri.
KALIMAT EFEKTIF
Kalimat adalah satuan
bahasa terkecil dalam wujud lisan atau tulis yang memiliki sekurang-kurangnya
subjek dan predikat. Bagi seorang pendengar atau pembaca, kalimat adalah
kesatuan kata yang mengandung makna atau pikiran.Sedangkan bagi penutur atau
penulis, kalimat adalah satu kesatuan pikiran atau makna yang diungkapkan dalam
kesatuan kata.
Efektif mengandung pengertian tepat guna, artinya sesuatu akan berguna jika dipakai pada sasaran yang tepat. Pengertian efektif dalam kalimat adalah ketepatan penggunaan kalimat
dan ragam bahasa tertentu dalam situasi kebahasaan tertentu pula. Beberapa definisi kalimat efektif menurut beberapa ahli bahasa:
1. Kalimat efektif adalah kalimat yang bukan hanya memenuhi syarat-syarat komunikatif, gramatikal, dan sintaksis saja, tetapi juga harus hidup, segar, mudah dipahami, serta sanggup menimbulkan daya khayal pada diri pembaca. (Rahayu: 2007)
2. Kalimat efektif adalah kalimat yang benar dan jelas sehingga dengan
mudah dipahami orang lain secara tepat. (Akhadiah, Arsjad, dan Ridwan:2001)
3. Kalimat efektif adalah kalimat yang
memenuhi kriteria jelas, sesuai dengan kaidah, ringkas, dan enak dibaca. (Arifin: 1989)
4. Kalimat efektif dipahami sebagai kalimat yang dapat menyampaikan informasi dan informasi tersebut mudah dipahami oleh pembaca. (Nasucha, Rohmadi, dan Wahyudi: 2009) Dari beberapa uraian di atas dapat diambil kata kunci dari definisi kalimat efektif yaitu sesuai kaidah bahasa, jelas, dan mudah dipahami. Jadi, kalimat efektif adalah kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa, jelas, dan mudah dipahami oleh pendengar atau pembaca.
Ciri-ciri kalimat efektif:
1. KESEPADANAN STRUKTUR BAHASA
Kesepadanan ialah keseimbangan antara gagasan dan struktur bahasa yang digunakan.
Kesepadanan kalimat dibangun melalui kesatuan gagasan yang kompak dan kepaduan pikiran yang baik. Kesatuan menunjuk bahwa dalam satu kalimat hendaknya hanya ada satu ide pokok. Satu ide pokok tidak diartikan sebagai ide tunggal, tetapi ide yang dapat dikembangkan ke dalam
beberapa ide penjelas.
Efektif mengandung pengertian tepat guna, artinya sesuatu akan berguna jika dipakai pada sasaran yang tepat. Pengertian efektif dalam kalimat adalah ketepatan penggunaan kalimat
dan ragam bahasa tertentu dalam situasi kebahasaan tertentu pula. Beberapa definisi kalimat efektif menurut beberapa ahli bahasa:
1. Kalimat efektif adalah kalimat yang bukan hanya memenuhi syarat-syarat komunikatif, gramatikal, dan sintaksis saja, tetapi juga harus hidup, segar, mudah dipahami, serta sanggup menimbulkan daya khayal pada diri pembaca. (Rahayu: 2007)
2. Kalimat efektif adalah kalimat yang benar dan jelas sehingga dengan
mudah dipahami orang lain secara tepat. (Akhadiah, Arsjad, dan Ridwan:2001)
3. Kalimat efektif adalah kalimat yang
memenuhi kriteria jelas, sesuai dengan kaidah, ringkas, dan enak dibaca. (Arifin: 1989)
4. Kalimat efektif dipahami sebagai kalimat yang dapat menyampaikan informasi dan informasi tersebut mudah dipahami oleh pembaca. (Nasucha, Rohmadi, dan Wahyudi: 2009) Dari beberapa uraian di atas dapat diambil kata kunci dari definisi kalimat efektif yaitu sesuai kaidah bahasa, jelas, dan mudah dipahami. Jadi, kalimat efektif adalah kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa, jelas, dan mudah dipahami oleh pendengar atau pembaca.
Ciri-ciri kalimat efektif:
1. KESEPADANAN STRUKTUR BAHASA
Kesepadanan ialah keseimbangan antara gagasan dan struktur bahasa yang digunakan.
Kesepadanan kalimat dibangun melalui kesatuan gagasan yang kompak dan kepaduan pikiran yang baik. Kesatuan menunjuk bahwa dalam satu kalimat hendaknya hanya ada satu ide pokok. Satu ide pokok tidak diartikan sebagai ide tunggal, tetapi ide yang dapat dikembangkan ke dalam
beberapa ide penjelas.
BEBERAPA CIRI KESEPADANAN ·
-
Mempunyai
struktur jelas.
-
Kejelasan
subjek dan predikat dapat dilakukan dengan tidak menggunakan kata depan: di,
dalam, bagi, untuk, pada, sebagai, tentang,
mengenai, menurut, dan sebagainya yang ditempatkan di depan subjek.
mengenai, menurut, dan sebagainya yang ditempatkan di depan subjek.
-
Tidak
terdapat subjek ganda.
-
Predikat
kalimat tidak didahului oleh kata yang.
Contoh-contoh Kesepadanan
Contoh-contoh Kesepadanan
-
Kepada setiap pengendara mobil di Surabaya
harus memiliki surat izin mengemudi = subyeknya
tidak jelas.
tidak jelas.
-
Tentang
kelangkaan pupuk mendapat keterangan para petani. à unsur S-P-O tidak berkaitan
erat Mestinya
-
Setiap
pengendara mobil di Surabaya harus memiliki surat izin mengemudi.
-
Para
petani mendapat keterangan tentang kelangkaan pupuk.
2. KEPARALELAN ATAU KESEJAJARAN BENTUK
-
Keparalelan
atau kesejajaran bentuk adalah terdapatnya unsur-unsur
yang sama derajatnya, sama pola atau susunan kata dan frasa yang dipakai di dalamkalimat.
yang sama derajatnya, sama pola atau susunan kata dan frasa yang dipakai di dalamkalimat.
-
Bila
bentuk pertama menggunakan nomina, bentuk kedua dan seterusnya juga harus
menggunakan nomina.
-
Demikian
pula bila menggunakan bentuk-bentuk lain.
Contoh-contoh Kepararelan:
Contoh-contoh Kepararelan:
1.
Tahap terakhir
penyelesaian gedung adalah pengecatan tembok,memasang lampu,pengujian system
pembagian air, dan menata ruang.
2. Harga minyak dibekukan atau dikenakan secara wajar.
3. KETEGASAN ATAU PENEKANAN KATA
Merupakan perlakuan khusus pada kata tertentu dalam kalimat sehingga berpengaruh terhadap makna kalimat secara keseluruhan.
Ada beberapa cara penekanan dalam kalimat:
1. Meletakkan kata yang ditonjolkan itu pada awal
kalimat
2. Melakukan pengulangan (repetisi)
3. Melakukan pengontrasan kata kunci
4. Menggunakan partikel penegas
2. Melakukan pengulangan (repetisi)
3. Melakukan pengontrasan kata kunci
4. Menggunakan partikel penegas
1.
Menempatkan kata
yang ditonjolkan di
awal kalimat
- Sumitro menjelasan bahwa manusia mempunyai
kecerendungan tidak puas.
2.
Repetisi
- Saudara-saudara,
kita tidak suka di bohongi, kita tidak suka di tipu, kita tidak suka di bodohi.
3.
Pengontrasan kata kunci
- Informasi
ini tidak bersifat sementara tetapi bersifat tetap.
- Peserta
kegiatan ini adalah laki-laki bukan perempuan.
4.
Partikelpenegas
- Andalah
yang bertanggung jawab menyelesaikan masalah itu.
4. KEHEMATAN
KATA
Adalah penghindaran kata, frase,
atau bentuk yang di anggap tidak perlu pada suatu kalimat. Adapun unsur-unsur
yang perlu di perhatikan :
-
Pengulangan subjek
Contoh: Budi menyatakan penyesalannya setelah dia melakukan perbuatan yang tercela.
-
Hipomini adalah kata yang maknanya telah
tercangkup pada kata yang lain.
Contoh; Saya Hari
Senin besok akan berangkat ke Jakarta.
-
Penjamakan kata yang sudah jamak
Contoh:
Data-data tersebut sudah cukup valid.
Kalimat
yang benar : Data tersebut cukup valid.
0 komentar:
Posting Komentar